Bersamamu Ingin Kulakukan Apapun Yang Tuhan Mau

Jumat, 27 Januari 2017

MENYIMAK TANGIS

Hujan merekam rendam milimeter basah dalam ini tanah
Ia simak setiap lembab doa tabah akar-akar tercerabut:
hijau  selimut kabut. Di masa hadapan ratap tak lagi beratap, 
dari berbagai seluk pelosok sejuk pun enggan berkubang 
dalam lumpur. Aroma kering menguar mengenangkan suara 
air menetes dari bunga, dari daun, dari ranting, dari loteng, 
dari tiang listrik, dari awan yang kehilangan daya menangis 
dengan air mata. Dari keran kamar kecilmu, tempat sembunyi 
sesak teriak.
 
Dari sela-sela genggaman Yang Kuasa, ia melihat ke bawah 
bahwa semua kerinduan itu pecah di setiap mata, kering dari 
riwayat alur alir air yang pernah mengajak batu goyah dari 
diamnya, ia pilih pergi bukan benci sebagai lawan untuk 
pulihnya cinta (mampu sembuhkah?), tapi mengapa sepi malah 
semena-mena menganak sungai, 


2017

0 komentar:

Posting Komentar