Bersamamu Ingin Kulakukan Apapun Yang Tuhan Mau

Selasa, 24 Januari 2017

MASIHKAH KITA INGIN



Tak ada lagi kesempatan yang bisa kita pinta ketika waktu enggan kembali untuk menghapus daftar panjang penyesalan. Sembunyi pun ikut berbunyi menolak kompromi untuk menutupi setiap jengkal penyangkalan diri dari takdir yang menepi menuju sepuhan warna magrib. Aroma tanah menyeruak seperti memberi pertanda bahwa tak ada lagi waktu untuk menampung basah mata air yang tertumpah, terbayang ketika itu kehidupan sesungguhnya akan dimulai, jarak yang jauh membuat bayangan kita lebih dahulu menyentuh sebuah padang yang seakan  tak tertempuh.

Pintu tertutup, tak ada lagi kunci yang bisa kita gunakan untuk membukanya, harapan-harapan layu di akar kekar kesombongan, walau tangan-tangan menadah hingga berdarah-darah, tetap saja kita tak mampu mengelak terpanggang resah. Semua orang menelan telanjang bekas sujud ketergesaan, maka sajadah yang terlipat lalai itu, tak mampu jua menjawab sampai bila debu menempelinya. Serupa debu kita, yang ringkih menebak masa, terlena dalam rengkuhan lumpur, terperanjat diperangkap kering, angan kita tiada daya dihembus angin, masihkah kita ingin?

0 komentar:

Posting Komentar