Bersamamu Ingin Kulakukan Apapun Yang Tuhan Mau

Selasa, 27 Desember 2016

MENARI DI ATAS GELOMBANG


wujud sebutir putih buih
tertekan kecai garang gelombang
menolak kehendak hembusan hasrat
lidah kelu berkilo kilah 
menolak kecup bubur takdir

bimbang di oleng pasang samudra
arung ketepian gagal karang
lelah ini kerumunan leleh amanah

gentar terburai sekeruh masai
di krisis sunyi lamat tertelinga
zikir ikan menelan umpan ujian
terbata membaca kail tandatanya
gemuruh debur menombak debar

sebutir buih pelasah menari 
menuai garam di asin ludah serandau
timbul tenggelam di lantai pantai
meniru arah angin
selami dasar sajadah,

_Beralas Pasir, 28 Desember 2016_
*harfan min kitabillah*

Senin, 26 Desember 2016

PADA HARI ITU BUMI MENCERITAKAN BERITANYA


punggung bumi bergetar melepas muak dari dalam    
secara tiba-tiba gelombang seismik gatal
kepundan koreng lava menganga menceritakan beritanya:
cacing lemah tak tahan lagi menggemburkan pesing tanah            
                                                                                               
subuh segak di pucuk menara masjid, menggema azan
ke seantero pidie jaya, bireuen, dan sebagian wilayah aceh
tak ada huruf  di hari itu yang mampu melawan Maha Kapital
rubuh segala angkuh beton ruko rumah tembok jembatan gemersang bangunan
tapi hanya ada satu bangunan yang tak akan ranap digegar titah cobaan iman
bangunan itu ada di belah hati palung jodoh kiri, rebah dahi menghina diri
tegaklah marwah walau enam koma empat magnitudo mengupas kelopak perih